Diseksi aorta sering dikira serangan jantung

Last Updated on April 13, 2021 by Bagus Herlambang

Diseksi aorta dapat menyebabkan kematian mendadak. Biasanya keluhan utamanya juga nyeri dada, sehingga sering dikira serangan jantung. Padahal terapinya sangat berbeda. Pada penyakit ini terjadi robekan pada lapisan terdalam dinding aorta, sedangkan serangan jantung akibat sumbatan pada pembuluh darah koroner.

Salah satu penyebab utama diseksi aorta adalah hipertensi. Darah bertekanan tinggi akan menyisip masuk di antara lapisan dinding aorta, kemudian membelah lapisan aorta. Jika dinding aorta tersebut pecah akan terjadi perdarahan hebat di dalam rongga dada, yang berakibat fatal.

Mekanisme terjadinya diseksi aorta atau aortic dissection.
Mekanisme terjadinya diseksi aorta

Aorta adalah pembuluh darah besar yang pertama kali menerima darah yang dipompa jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Untuk lebih memahami mengenai anatomi aorta, silakan baca artikel mengenai Aneurisma Aorta – fakta yang jarang diketahui.


Aortic wall layers
Lapisan dinding aorta.

Dinding aorta memiliki 3 lapisan, intima di bagian paling dalam, media di tengah yang tersusun atas sel otot polos, dan adventitia di bagian luarnya. Lapisan inilah yang terbelah oleh darah yang menyisip diantara lapisan dinding aorta melalui robekan di lapisan intima, sehingga darah bertekanan tinggi hanya dibatasi oleh lapisan adventitia yang sangat tipis dan mudah pecah.

Penyakit ini disebabkan oleh hipertensi (tekanan darah tinggi), kelemahan pada jaringan ikat yang mempengaruhi kekuatan dinding aorta (misalnya pada Marfan Syndrome dan Ehlers-Danlos Syndrome), bicuspid aortic valve (daun katup aorta hanya ada dua, yang pada orang normal ada tiga), dan kadang amat jarang sekali terjadi pada benturan yang sangat keras yang mengenai dada seperti pada kecelakaan lalu lintas.

Angka kejadian penyakit ini di Indonesia belum diketahui secara pasti. Seperti fenomena gunung es, angka kejadian yang terdeteksi lebih sedikit dari angka kejadian sesungguhnya karena sering kali kematian mendadak didiagnosis sebagai kematian akibat serangan jantung. Padahal bisa saja karena pecahnya aorta akibat penyakit ini. Penelitian menunjukkan bahwa Angka kejadian di Minnesota, Amerika Serikat, sebanyak 4,4 dari 100.000 orang per-tahun.

Perluasan Diseksi Aorta

Darah yang menyisip dan memisahkan lapisan dinding aorta bisa membelah dinding aorta sampai ke cabang pembuluh darah yang menuju ke otak, lengan, ginjal, usus, sampai ke tungkai atau kaki. Jika robekannya membalik ke arah pembuluh darah koroner, bisa terjadi gangguan aliran darah koroner.

Malperfusi organ seperti otak, ginjal, usus, atau anggota gerak tubuh akibat diseksi aorta
Malperfusi organ akibat diseksi aorta

Jika ini terjadi, maka organ-organ tadi bisa mengalami kekurangan pasokan darah dan timbul-gejala-gejala akibat kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen. Jika yang terganggu alirannya adalah pembuluh darah koroner, bisa terjadi serangan jantung. Bila pembuluh darah otak, bisa tejadi stroke. Kalau pembuluh darah ginjal, bisa terjadi gagal ginjal. Begitu juga untuk organ-organ lainnya.

Gejala Diseksi Aorta

Dengan deskripsi penyakit seperti di atas dan perluasan yang mungkin terjadi, maka penderita penyakit ini dapat tampil dengan gejala-gejala berikut:

  • Nyeri dada hebat yang muncul mendadak, seperti dirobek atau disayat. Nyeri bisa dijalarkan sampai ke leher atau punggung.
  • Nyeri perut hebat yang muncul mendadak.
  • Penurunan kesadaran.
  • Sesak napas.
  • Gangguan bicara, kelemahan atau lumpuh pada lengan atau tungkai sisi tertentu, seperti pada penderita stroke.
  • Nyeri tungkai, atau lengan dengan perabaan terasa dingin.
  • Denyut nadi di salah satu lengan atau tungkai teraba lemah atau sulit diraba.

Tekanan darah pada pasien diseksi aorta biasanya sangat tinggi ( > 170 mmHg), namun jika aorta sudah pecah, bisa terjadi syok sehingga tekanan darah terukur sangat rendah saat diperiksa di Instalasi Gawat Darurat.

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Tekanan darah harus diukur pada keempat anggota gerak (kedua lengan dan kedua tungkai). Perbedaan tekanan darah > 20 mmHg menjadi salah satu tanda untuk menegakkan diagnosis diseksi aorta.

Foto rontgen dada bisa mendeteksi adanya pelebaran mediastinum (ruang diantara paru-paru).

Echokardiografi dan USG abdomen (perut) juga bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya intimal flap (lapisan dinding aorta yang memisah).

CT Scan aorta adalah pemeriksaan penunjang yang paling akurat untuk mendiagnosis diseksi aorta dan perluasannya.

CT Scan aorta pada diseksi aorta. Aortic dissection CT scan.
CT San aorta pada diseksi aorta
Entry tear of aortic dissection
Darah menyisip keluar pada entry tear atau robekan pada lapisan dinding dalam aorta.
True lumen and false lumen of aortic dissection.
Pembuluh darah aorta terbagi menjadi saluran yang sebenarnya dan saluran palsu.

Klasifikasi

Diseksi aorta diklasifikasikan berdasarkan segmen aorta yang mengalami robekan.

  • Tipe A. Diseksi aorta yang robekan dan pemisahan dinding aorta melibatkan aorta ascendens, aorta yang mengarah ke atas, yang menerima darah langsung dari jantung dengan tekanan yang amat tinggi.
  • Tipe B. Robekan dan pemisahan dinding aorta terjadi hanya pada aorta descendens, aorta yang mengarah ke bawah menuju perut dan kedua tungkai.

Terapi

Prinsip terapi definitif untuk penyakit diseksi aorta adalah menutup robekan pada dinding dalam aorta dan mengalirkan kembali darah menuju ke true lumen. Jika sudah tidak ada aliran darah di false lumen, maka darah yang sudah ada di situ akan mengalami pembekuan dan risiko untuk pecahnya aorta sudah teratasi. Tentu saja tekanan darah tinggi harus segera diturunkan.

Intimal flap, entry tear, true lumen, and false lumen in aortic dissection.
Darah menyisip dari true lumen ke false lumen melalui entry tear, memisahkan lapisan dinding aorta
Teflon felt sandwich for aortic dissection treatment
Penjahitan dengan menjepit dinding aorta yang memisah dengan menggunakan 2 lembar teflon felt

Tindakan operasi untuk perbaikan diseksi aorta dapat menggunakan teknik seperti gambar ilustrasi di atas. Dinding pembuluh darah yang mengalami robekan dibuang, lalu dinding yang tidak ada robekannya (entry tear) dijepit dengan dua lembar teflon felt kemudian dijahit.

Bagian aorta yang dibuang diganti dengan pembuluh darah buatan seperti gambar ilustrasi berikut ini.

Aortic root replacement dan total arch replacement surgery untuk perbaikan diseksi aorta
Aortic root replacement dan total arch replacement surgery untuk perbaikan diseksi aorta

Diseksi aorta tipe A memerlukan tindakan operasi segera untuk mencegah pecahnya aorta dan mencegah komplikasi akibat perluasan pembelahan lapisan dinding aorta.

Pencegahan

Pepatah menyebutkan bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati. Diseksi aorta dapat dicegah dengan melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengontrol tekanan darah.
  • Berhenti merokok.
  • Menjaga berat badan ideal. Hal ini dapat dilakukan dengan diet tinggi serat, rendah kolesterol, kontrol kadar gula darah, dan olah raga teratur.
  • Jika Anda memiliki penyakit gangguan jaringan ikat atau bicuspid aortic valve, konsultasikan dan kontrol teratur ke dokter untuk mendapatkan saran dan terapi untuk mencegah terjadinya penyakit ini.

Penutup

Diseksi aorta dapat menyebabkan kematian mendadak. Penyebab terseringnya adalah hipertensi. Pencegahan sebelum pecahnya pembuluh darah aorta yang mengalami diseksi merupakan upaya terbaik untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Namun deteksi yang cepat, akurat, dan penanganan yang tepat jika sudah terjadi dapat menyelamatkan nyawa pasien.


Share to Social Media

Diterbitkan oleh Bagus Herlambang

A father, husband, photographer, musician, cardiac surgeon, in that sequence.

3 tanggapan untuk “Diseksi aorta sering dikira serangan jantung

  1. Sebelumnya saya sangat berterima kasih kepada Tuhan Allah yang telah mempertemukan saya dengan Dr. Bagus Herlambang. Saya merasa dikirim malaikat penolong. 19 Januari 2021 Awalnya saya mengira suami saya serangan jantung. Karena dia merasa nyeri dada yang sangat hebat. Sampai akhirnya mati rasa di kedua kakinya. Saat kejadian kami berada di sby. 3hari di RS kami tidak mendapat tindakan apa2. Wkt itu RS hanya selalu mengatakan Masi di observasi. Dan pada saat hari ke 3 sudah malam. Dok menyatakan angkat tangan. Sudah terjadi diseksi aorta, dimana d sby tidak bisa menangani.kami merasa hanya tinggal tunggu waktu. Kesadaran suami saya mulai menurun. Spo2 juga makin menurun. Dengan ijin Allah, saya membawa suami saya ke RS harapan kita jkt dan di pertemukan dengan Dr. Bagus. Saat pemeriksaan lagi ternyata beberapa organ tubuh sudah tidak mendapatkan alira darah. Antara lain, paru, usus, ginjal dan otak. Dimana paru juga sudah mulai terisi dengan air dikarenakan ginjal sudah tidak berfungsi. Usus yang sdh tidak mendapat suplai darah lagi. Diotak terjadi penyumbatan juga pendarahan. Operasi pun berlangsung. Operasi yg awal di perkirakan kurang lebih bisa 10-15jam akhirnya berhasil dalam waktu 7jam. Dan saat ini suami saya Alhamdulillah puji Tuhan benar2 sehat. Sudah mulai jalan juga. Pemulihan hanya dalam waktu 2.5 bulan. Sungguh luar biasa. Tidak ada hentinya saya berterima kasih kepada Tuhan yang telah mempertemukan saya dengan Dr. Bagus Herlambang. Melalui tangan emas beliau, suami saya terselamatkan. Disaat suami saya Masi di ICU Dr. Bagus selalu perhatikan dan awasi. Selalu update keadaan suami saya. Dan baru kali ini saya mendapat perlakuan yang benar2 istimewa dari seorang dokter. Dokter yang benar2 tidak menganggap enteng keadaan pasiennya. Bahkan disaat malam hari Masi juga tetap diberikan asisten dokter untuk mengawasi. Bisa dibilang suami saya dipantau 24jam. Dan itu benar2 terjadi. Dr.Bagus benar2 seorang dokter yang melayani dengan hati. Tanpa melihat nilai rupiah. Tanpa melihat siapa orang itu. Tapi hanya dengan hati berusaha berikan yang terbaik dan menyelamatkan.. disini saya berpesan mungkin bagi pembaca yang lain, bila ada keluarga yang sering merasa nyeri dada. Vertigo. Sering sakit kepala. Mual. Segeralah kontrol ke dok.. kadang kita malas kontrol dokter. Malas antri, malas minum obat.. tapi mencegah jauh lebih baik.. salam sehat buat semuanya.

    1. Alhamdulillah. Puji Tuhan yang telah menyembuhkan Pak Wiyanto. Saya amat bersyukur atas keberhasilan operasi dan perkembangan kesehatan Bapak. Semua atas pertolongan Tuhan. Usaha keluarga dalam menempuh proses pengobatan dan mensupport upaya tim dokter juga luar biasa. Termasuk berhasil mencarikan pedonor darah dalam jumlah banyak. Operasi jenis ini membutuhkan transfusi darah cukup banyak. Sementara, di masa pandemi ini PMI kekurangan jumlah pedonor yang biasanya mendonorkan darahnya. Dalam kesempatan ini saya juga mengajak para pembaca untuk mendonorkan darahnya karena telah terbukti bahwa darah yang didonorkan bisa menyelamatkan nyawa banyak pasien yang membutuhkan. Terima kasih atas testimoni dan comments nya Bu. Semoga Pak Wiyanto lekas pulih kembali seperti sedia kala dan sehat selalu.

Tuliskan komentar Anda

%d blogger menyukai ini: